Beranda Kolom Ekonomi AS pada Q1 2025 Susut di Tengah Kebijakan Tarif Baru dan Kekhawatiran Resesi

Ekonomi AS pada Q1 2025 Susut di Tengah Kebijakan Tarif Baru dan Kekhawatiran Resesi

Orang-orang berbelanja bahan makanan di sebuah toko di New York, Amerika Serikat, pada 28 Maret 2025. (Xinhua/Michael Nagle)

0
Xinhua

The Kobeissi Letter, sebuah publikasi finansial, menyebut bahwa pertumbuhan PDB awal pada Q1 tercatat negatif 0,3 persen, jauh di bawah ekspektasi 0,3 persen. "Ini menandai angka PDB negatif terendah dan pertama sejak Q2 2022. Kontraksi PDB di AS telah dimulai."

"Berbagai indikator kini menunjukkan bahwa resesi menjadi skenario dasar pada 2025," menurut The Kobeissi Letter.

100 HARI YANG MENIMBULKAN PETAKA

Mantan menteri keuangan AS Lawrence Summers, yang juga profesor di Universitas Harvard, mengecam kebijakan ekonomi pemerintahan saat ini.

"Ini mungkin menjadi seratus hari pertama paling tidak sukses dalam pemerintahan presiden @realDonaldTrump di sektor ekonomi dalam satu abad terakhir," tulis Summers dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.

"Kita menyaksikan pasar saham turun, nilai dolar turun, proyeksi pengangguran naik, proyeksi inflasi naik, kemungkinan resesi meningkat. Kita melihat kepercayaan konsumen runtuh. Kita melihat perusahaan-perusahaan menarik kembali seluruh proyeksi pendapatan sebelumnya. Jadi, ini adalah seratus hari yang menimbulkan petaka bagi ekonomi AS," ujar Summers.

Darrell West, peneliti senior di Brookings Institution, mengatakan kepada Xinhua bahwa penurunan PDB Q1 merupakan "kabar buruk" bagi Trump.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here