Profesor Emeritus Kumiko Haba dari Universitas Aoyama Gakuin menjelaskan bahwa masyarakat Jepang pascaperang tidak dibangun di atas landasan refleksi mendalam dan penolakan terhadap masa lalunya semasa perang.
"Sayangnya," katanya, "masyarakat Jepang hingga kini masih belum sungguh-sungguh mengakui sejarahnya sebagai bagian dari agresi dan kolonialisme. Sejarah invasi Jepang ke negara-negara tetangga pun sangat jarang diajarkan di sekolah."
Profesor Emeritus Atsushi Koketsu dari Universitas Yamaguchi mengatakan, "Tulisan pada monumen peringatan di Hiroshima berbunyi, 'Biarkan semua jiwa di sini beristirahat dengan damai, karena kami tidak akan mengulangi kesalahan itu', tetapi tidak disebutkan kesalahan siapa yang dimaksud."
Jepang kerap membicarakan masa perang tanpa menyebut subjeknya secara jelas, sehingga tanggung jawab diubah menjadi pelajaran yang bersifat abstrak, paparnya.
Tanpa pengakuan yang jujur terhadap masa lalunya, Jepang berisiko membangun masa depannya berdasarkan ingatan yang tidak utuh. Karena sejatinya, perdamaian membutuhkan lebih dari sekadar berkabung.